Friday, June 26, 2009

Transformers and the lenses

Kamis kemarin, gw Joi Kim Gads Jembe Gianni Remy Icha nonton Tranformers di PIM 2. Tiketnya siang-siang udah dibeliin sama orang rumahnya Gianni karena kalo kita belinya udah malem ya wassalam aja. Dapet jam 20.30, dari rumah maghrib sama si Joi, udah gitu jemputs Gads Kim di rumah Gads, langsung capcus ke pim. Di food court pim 2 ketemu Gianni sama Jembe, makan ngobrol haha hihi dll, daannn gw baru inget kalo gw bawa 50mm lens! Langsung dipasang di kameranya Joi deh. Kado lensa ini baru pertama kali gw pake buat foto-foto di keluar rumah ya sekarang ini, wuhuuuw! Lalu dicoba dan dicoba dan ternyataa.. tahapan blurnya yampun, huhuhu it was so great!


Gadisa (By Syah - 50mm lens)


Chitchat at food court pim 2 (By Kim - 18-55mm lens)



Them (By Joi - 50mm lens)





Capturing them and mine (By Syah - 50mm lens)



11 pm (By Joi - self timer 18-55mm lens)


We've watched it (By Joi - 18-55mm lens)


Wednesday, June 24, 2009

Back

Back to the blog.

Gila ya kan semester 4 ini. Makalah sampe 6 aja gitu sebelom final test. Emang nih ya hadooohhh. Tapi ya itu resiko sebagai mahasiswa kali ya, kudu ribet sama tugas-tugas yang menohok itu. Dosen sih ga jahat, justru baik malahan ya kan. Pak Silih apalagi baiiikk banget (bneran lho pak sumpah baik), tapi ya gitu tugasnya juga baik banget ya kan. Terus ya Ibu Artini, masya Allah buuu.. udah bikin campaign, knp uasnya mesti take home test? Hoalaaahh.. ada 4 uas yang take home test ya kan!! dan itu makalah semuaaaaaaaa.. SINTING! yaaa wish me luck aja deh ya..

I have not tell you about this thing.

Panji Rahadi. 8 May 2009.
Heavenly Blush PIM 2.

Yes, I've found you

Yes, you've found me

Yes, we've found each other


I love you, my Mayer ;)

Sunday, April 5, 2009

Appreciate to him

Hari Jumat tanggal 3 April kmarin gw berniat untuk mengunjungi gedung dimana gw akan mendendangkan beberapa lagu pada hari Selasa nanti. Akan tetapi, semua itu tidak terjalani karena suatu hal. Jadi ya gw minta penjelasan aja mengenai teknis nya kepada orang yang mengurusi itu semua disana. Akhirnya, hari itu gw putuskan untuk pulang ke rumah. Tetapi, sesampainya di Bintaro, gw agak-agak.. bkn agak-agak deh, tapi lebih tepatnya lagi tercengang saat ada yang berkeliling meminta makan. Gw hanya berfikiran, kok masih ada ya hari gini yang minta makan gratis? Makan kan harus bayar? Dan ternyata.. mereka adalah sekeluarga yang cukup miskin, tinggal di gerobak setiap waktunya, dan mengemis setiap detik untuk mendapatkan sesuap nasi buat anak-anaknya. Pada saat itu gw lagi mau makan di Sambal Desa, restoran di daerah Bintaro sektor 1. Secara tidak sengaja gw mendengar percakapan mereka dengan seorang bapak-bapak yang hendak solat jumat, berpakaian rapi, putih bersih, dan agak tinggi dari si bapak pengemis. Ia memberikan sekotak amplop, dengan keadaan amplop yang lumayan tebal. Gw pikir wah bapak ini mo ngapain nih, tapi tanpa basa basi dia pun langsung meninggalkan bapak tua yang miskin itu dan menghilang entah kemana (mungkin ke mesjid kali yah). Pada saat waktu yang bersamaan, si bapak miskin segera melihat apa yang ada di dalam amplop tersebut.. Ternyata amlop itu berisi uang Rp 50.000,- yang berjumlah banyak dan tersentak ia menangis memeluk istri dan anak-anaknya. Sampe sekarang gw tidak mengetahui siapa bapak yang baik itu, kenapa ia berikan uang sebanyak itu kepada bapak miskin, atas dasar apa ia memberikan uang itu, dan mengapa ia memberikan uang sebanyak itu pada waktu sebelum solat jumat? Hmm pertanyaan yang ga akan pernah kejawab di pikiran gw..

Tetapi, dari sini gw amat sangat bisa mengambil hikmahnya. Klo mau nolong orang ga usah lewat panti asuhan, lewat suatu agen buat nitipin ini itu buat anak-anaknya. Tapi yang bapak itu lakukan untuk menolong orang adalah terjun langsung, cari orang langsung yang benar-benar membutuhkan. Wauuu.. I appreciate him so much!