Thursday, January 14, 2010

That 'Sensitive' word

Manusia. Hidup ada seneng ada susah. Kalo dikasih duit satu juta secara cuma-cuma mungkin manusia itu akan senyum, bahkan tertawa terpingkal-pingkal karena kegirangan mendapatkan rezeki yang berlimpah. Tapi ada juga yang untuk mendapatkan satu juta itu, perlu dengan pengorbanan yang sangat luar biasa dahsyatnya untuk mendapatkan segenggam lembaran yang bernilai tinggi. Uang bisa membeli segalanya, tapi apakah dengan uang itu kita bisa membeli perasaan seseorang dan memberikan kasih sayang sepenuhnya? Coret muka gw kalo sampe bisa. Karena gw tau, semua yang gw alamin dari gw kecil sampe sekarang itu merupakan perjuangan yang nggak peenah berhenti. Dari mulai nilai yang bagus sampe attitude yang baik, semuanya gw dapetin pake perjuangan dan nggak pake uang. Seriously.

Terkadang manusia tidak sadar, bahwa bahasa yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain adalah salah. Bukan salah mungkin, tapi kurang tepat. Banyak yang dilakukan beberapa insan untuk belajar ini itu guna memperdalam ilmu-ilmu mereka mengenai suatu hubungan dengan orang lain. Klise memang, tapi itu salah satu cara guna membina hubungan yang baik dengan sesama kita.

Mendapatkan kebahagiaan haruslah dilakukan dengan perjuangan yang keras. Kerikil di kehidupan kian berdatangan dan memenuhi medan perjuangan yang kita jalani. Disaat itu pula, emosi kita dilatih agar dapat sabar dan pada akhirnya bisa mencapai goal yang kita inginkan dengan mudah. Salah satu habit manusia adalah sensitif.

Ya sensitif.

Lantas?

Gw mempunyai ke-sensitif-an yang cukup tinggi. Gw peka terhadap orang lain sehingga gw tau apa yang telah, sedang, dan akan dirasakan oleh orang-orang terdekat gw. Gw mencoba untuk memberikan atensi kepada mereka dengan cara memberikan perhatian semaksimal mungkin untuk membuat mereka merasa nyaman di kehidupan mereka. Melindungi seseorang adalah hal yang menarik bagi seorang Taurus. Dengan kerbau yang menjadi ikon dari zodiak ini, wanita Taurus mempunyai keberanian yang cukup tangguh dan dapat menggunakan tanduknya jika ada sesuatu yang berusaha mendekatinya. Bukan untuk menusuk, melainkan untuk berjaga-jaga. Itu kalau dari sisi positifnya.

Lalu negatifnya?

Capek.

Pikiran selalu berkolaborasi akan sesuatu yang tidak benar. Siapa berkutat dengan siapa, pergi kemana, apa yang dikerjakan, aahh negative thinking lah pokoknya. Itu yang membuat gw berat menjalani hidup dan takut untuk melihat karakter diri sendiri. Bodoh. Memang. Tapi apakah itu wajar untuk seorang wanita yang akan menginjakkan kakinya di umur 21 di bulan April nanti? Apakah itu pantas dilakukan oleh seorang calon PR Officer yang hendak meneruskan pembelajarannya hingga gelar master? Tidak sama sekali. Itu rem hidup gw. Badan capek, kepala pusing, bibir komat-kamit, membuat semua rutinitas gw hancur berantakan hanya dikarenakan satu hal, sensitif. Sampai saat ini gw berusaha untuk jujur sama lingkungan sekitar dan mencoba menerangkan kepada mereka bahwa ini adalah sifat minus yang dilakukan oleh seorang manusia. Gw.

Wish me luck!

No comments: